Rabu, Juni 25, 2025
spot_imgspot_img

Top 5 MINGGU INI

Berita terkait

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,03%, Kontributor Utama Industri Pengolahan

MEDAN, BBISiber.co.id. – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 mencapai 5,03%. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut seluruh lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif, dengan kontributor utama adalah industri pengolahan.

“Lapangan usaha dengan kontribusi terbesar dari pertumbuhan ekonomi adalah industri pengolahan, jasa lainnya, pertanian, dan diikuti konstruksi. Kemudian, pertambangan yang melanjutkan tren positif,” kata Amalia di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Jika dibandingkan dengan tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 melambat. Pada 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,05%.

“Perlambatan pertumbuhan ini terlihat, karena catatan PDB ADHB (Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku) sebesar Rp 22.148,96 triliun dan ADHK (Atas Dasar Harga Konstan) sebesar Rp 12.920,28 triliun pada 2024. Sementara itu, pada 2023, angka kumulatif PDB ADHB sebesar Rp 20.892,35 triliun dan ADHK sebesar Rp 12.301,48 triliun,” ujarnya.

Dengan perekonomian Indonesia 2024 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp22.139,0 triliun, tutur Amalia, maka PDB per kapita mencapai Rp 78,6 juta. PDB per kapita ini setara US$ 4.960,3.

Pertumbuhan Tertinggi Jasa Lainnya
Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi secara tahunan yaitu jasa lainnya. Sektor lapangan usaha ini tumbuh 9,8% secara kumulatif. Berikutnya, lapangan usaha yang tumbuh tinggi yaitu bidang transportasi dan pergudangan sebesar 8,69% secara kumulatif.

Selain itu, sektor akomodasi dan makanan-minuman tumbuh 8,56%. Hal ini didorong oleh mobilitas masyarakat, peningkatan jumlah perjalanan wisatawan Nusantara, meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara, serta peningkatan kegiatan ekonomi lainnya.

“Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi, sektor industri pengolahan masih jadi penopang utama. Industri pengolahan, secara kumulatif, tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 0,9%. Sektor lapangan usaha perdagangan menyumbang pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 0,67% secara kumulatif. Selain itu, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 juga ditopang lapangan usaha seperti konstruksi dengan sumber pertumbuhan 0,64%, berikutnya adalah informasi dan komunikasi sebesar 0,5%,” kata Amalia.

Konsumsi Rumah Penopang Ekonomi Terbesar
Sementara itu, berdasarkan sumber pengeluaran, pertumbuhan ekonomi ditopang konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 2,6% secara kumulatif. Sementara itu, pengeluaran Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat sebesar 1,43% secara kumulatif.

“Sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Pada 2024, konsumsi rumah tangga ini mencapai 2,6% atau tumbuh jika dibandingkan 2023 yang sebesar 2,55%. Komponen lain yang tumbuh, antara lain, pengeluaran Pembentuk Modal Tetap Bruto yang sebesar 1,43% dan konsumsi pemerintah yang sebesar 0,48% pada 2024,” ucapnya.

Kondisi sebaliknya terjadi pada komponen net exports. Satu komponen ini menahan laju pertumbuhan ekonomi.

“Penyebab utama perlambatan pertumbuhan ekonomi karena ada satu komponen yang menahan pertumbuhan ekonomi yaitu net exports. Walaupun tetap positif, tapi karena sedikit lebih kecil dibandingkan 2023, maka sumbangan terhadap pertumbuhan negatif 0,01%. Sementara itu, pada 2023, sumbangan sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari net exports tercatat mencapai 0,66%,” kata Amalia.

Berdasarkan data yang dipaparkan, total net exports atas dasar harga konstan pada 2023 tercatat Rp 514,36 triliun. Sementara itu, pada 2024, total net exports ADHK sebesar Rp 513,7 triliun.

Reporter : Indra Maulana

Editor : Fajar Trihatya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terpopuler