Rabu, Juni 25, 2025
spot_imgspot_img

Top 5 MINGGU INI

Berita terkait

Kopi Gayo Sudah Mendunia tapi Tetap Jadi Milik Indonesia

Laporan: Tim BBISiber.co.id dari Bener Meriah

Sekitar tahun 1908, Pemerintah Kolonial Belanda mulai menanam kopi di sekitaran Gunung Burni Geuredong tepatnya di Belang Gele (Kabupaten Aceh Tengah) dan Bergendal (Kabupaten Bener Meriah) yang berada di ketinggian 1.555 meter di atas permukaan laut. Di Belang Gele dibuka sekitar 125.000 hektar are kebun kopi lengkap dengan pekerjanya dari tanah Jawa yang berkolaborasi dengan masyarakat suku Gayo.

Pembukaan kebun kopi itu mempengaruhi prilaku masyarakat Gayo sehingga masyarakat suku Gayo terkenal sebagai petani kopi yang handal. Budidaya Kopi Gayo yang berasal dari Saudi Arabia itu akhirnya dikenal sebagai Kopi Arabika Gayo. Sebagaimana diketahui, tanaman kopi dibawa seorang berkebangsaan Belanda pada abad ke-17. Tanaman kopi yang dikenal dengan nama arabica mocca ini pertama kali ditanam di Kesawung daerah Jatinegara, yang kemudian dikenal sebagai Pondok Kopi.
Namun pada tahun 1942 perkebunan kopi itu sempat terlantar dan baru hidup kembali pasca peristiwa G 30 S/PKI tahun 1965. Sejak itu Kopi Gayo mulai menjadi andalan komoditas pertanian dari Wilayah Gayo. Saat ini luas lahan perkebunan kopi di dataran tinggi Gayo berkisar 125.000 hektar are.

Badri Ali, Pemerhati Kopi mengatakan bahwa Kopi Gayo memiliki cita rasa yang khas. Rasanya tidak terlalu pahit dan keasamannya cukup rendah.
“Dari segi aroma, kopi Gayo memiliki karakteristik yang unik bernuansa rempah dan memiliki rasa manis jeruk atau alvokado karena tamanan kopi gayo dilindungi pepohonan lantoro gung, jeruk atau alpokado. Kopi Gayo sebenarnya sudah banyak digunakan sebagai bahan baku utama dalam olahan kopi di dunia internasional. Kopi Gayo sangat diminati di Eropah terutama Italia dan Amerika Serikat.
“Tapi Kopi Gayo memang telah mendunia tetapi harus tetap menjadi milik Indonesia. Karena kami sangat mencintai kopi Gayo sebagai salah satu kekayaan heritage Indonesia,” kata Badri yang mengajak Tim BBISiber.co.id. mengunjungi kebun kopi milik masyarakat di Desa Pondok Gajah, Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah, Sabtu, (08/02/2025).

Kopi Gayo (Gayo Coffee) merupakan varietas kopi arabika yang tumbuh di dataran tinggi Gayo. Jenis kopi ini telah mendapat sertifikat Fair Trade Certificat dari Organisasi Internasional Fair Trade pada tanggal 27 Mei 2010. Kemenkumham RI juga sudah memberikan sertifikat Indikasi Gegrafis (IG). Pada event Lelang Special Kopi Indonesia yang diselenggarakan di Bali tanggal 10 Oktober 2010, Kopi Arabika Gayo memperoleh peringkat tertinggi saat cupping score. Prestasi tersebut telah memantapkan posisi kopi gayo sebagai kopi organik terbaik di dunia.

Menurut data BPS Kabupaten Aceh Tengah sebanyak 27.935 KK menggantungkan hidupnya pada tanaman kopi. Karena Kopi Gayo merupakan kopi termahal di dunia. IP2IP memang ditugaskan pemerintah mengembangkan beberapa varietas kopi Gayo seperti varietas kopi arabica asal India dan Thailand. IP2IP memiliki 20 ha kebun percontohan kopi Gayo.
Ali Amran, salah seorang petani kopi di Desa Pondok Gajah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah yang memiliki sekitar 16 rante kebun kopi mengatakan dia panen setiap dua kali sebulan. Sekali panen dia bisa mendapatkan 20 kaleng buah kopi atau sekitar 480 atau 20 ton setahun. Kami juga bertemu dengan Zainal Abidin, seorang petani kopi yang memiliki 1,5 ha kebun kopi. Kebun kopi Zainal Abidin termasuk kebun kopi yang sesuai dengan spesifikasi kebun kopi yang baik, kebun kopi ini memiliki pohon pelindung yang cukup yaitu pohon lamtoro gung. Menurutnya kebunnya ini memiliki 1/3 pohon pelindung dari jumlah batang kopinya.

Tim BBISiber.co.id. sempat ikut serta memetic buah kopi di kebun milik kedua petani ini. Kami merasakan betapa asyiknya kami memetic buah kopi yang sudah memerah itu. Aroma buah kopi menimbulkan nuansa hangat yang menyegarkan.
Setelah mengunjungi Kebun Pembibitan IP2IP dan memetik buah kopi di dua kebun milik petani ini kami diajak mengunjungi UMKM pengolahan kopi. Adalah anak muda bernama Zulfakar yang bernisiatif mengolah kopi dengan nama Country Coffee Roasters yang membuat bebrapa varian sebagai brand sendiri.
Kami juga mengunjungi Koperasi Pengekspor Kopi Buana Mandii dan Gayo Mandiri yang dipimpin Fahreza Amilia. Kedua koperasi ini mengekpor kopi ke mancanegara seperti ke Amerika. Sedangkan Kelompok Tani Orang Utan Coffee juga mengekspor kopi ke Eropa.(*)

Tim Peliput:
Aroen AR Jambak
Syafrina
Irine
Andre Syafrien (Videografer)
M Rizki Purnama (Fotografer)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terpopuler