Selasa, Agustus 26, 2025
spot_imgspot_img

Top 5 MINGGU INI

Berita terkait

Memalukan, Bobby Nasution Gubernur dengan Kinerja Terburuk di Indonesia

MEDAN, BBISiber. co.id.
Platform MUDABICARA.ID menempatkan Bobby Nasution sebagai gubernur dengan kinerja terburuk di Indonesia. Dalam laporan terbarunya untuk kuartal II tahun 2025, MUDABICARA.ID merilis daftar gubernur dengan kinerja terburuk menurut persepsi anak muda di seluruh Indonesia dan Bobby Nasution menempati posisi teratas sebagai gubernur dengan konerja terburuk versi anak muda.

MUDABICARA.ID adalah platform yang bertujuan untuk mewadahi kelompok muda dalam isu demokrasi, kebijakan, dan partisipasi politik.

“Ini memalukan, sebagai warga Sumut kita prihatin, malu, sedih, dan palak memiliki gubernur dengan predikat terburuk ini, ” kata Ketua DPW Ikatan Media Online-Indonesia (IMO-Indonesia) Provinsi Sumatera Utara H. Ahmad Nuar Erde kepada wartawan di Medan, Senin (25/08/2025).

Untuk itu Nuar Erde meminta kepada seluruh Media Online anggota IMO ikut memviralkan dan mempublikasikan hal ini agar masyarakat Sumut mengetahui, faham dan tidak terkecoh dengan pemberitaan yang sebaliknya.

“Kita harus kritis terhadap Bobby Nasution dan jajarannya. Jangan terkecoh dengan framing yang dibuat Bobby seolah-olah dia sudah bekerja dengan baik. Dia juga harus bertanggungjawab dengan berbagai masalah proyek sewaktu dia jadi Walikota Medan, ” kata Nuar lagi.

Menurut Nuar, akhir-akhir ini Bobby Nasution melalui akun Media Sosial pribadinya rutin mempublikasi kegiatannya yang seakan-akan pro rakyat. Tapi itu hanya cara liciknya menutupi kinerja buruknya selama ini termasuk menutup-nutupi perannya dalam kasus korupsi pembangunan jalan di Tapsel yang kini tengah diusut KPK yang mentersangkakan orang dekatnya Topan Obaja Ginting.

Hasil survei MUDABICARA.ID ini sontak menguncang perhatian publik Sumateta Utara. Pasalnya, Bobby Nasution berada di posisi teratas dengan 35,09 persen suara responden yang menilai kinerjanya buruk. Bobby dianggap gagal memberikan gebrakan awal di masa pemerintahannya, dia hanya berlindung dibalik statusnya sebagai menantu Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo.

Beberapa pengamat menyebut dinamika konflik perbatasan Aceh–Sumut menjadi salah satu pemicu citra buruk Bobby di mata generasi muda. Publik menilai kepemimpinannya belum mampu menghadirkan solusi yang menenangkan dan progresif, sehingga rasa percaya terhadap kepemimpinannya mulai goyah.

“Ini bukan main main. Apalagi masih banyak kasus yang diduga ada keterlibatan dan keterkaitan dengan Bobby saat dia jadi Walikota Medan. Survei itu fakta dan hasilnya pun mendekati keakuratan dan keterkaitan. Oleh karena itu kita harus lebih kritis terhadap adanya upaya uapaya yang diduga melanggar hukum. Kita wajib melakukan pengawasan agar Provinsi Sumatera Utara mendapat nama yang baik bukan yang jelek. Malu kita,” jelas Nuar Erde yang juga Pemimpin Redaksi Media Online penasumut.id. ini.

Survei MUDABICARA.ID ini menggunakan sampel 400 responden di seluruh wayah Indonesia dengan srbaran sebanyak 59 persen responden berasal dari Pulau Jawa, disusul Sumatera 17,6 persen, Sulawesi–Maluku 8,3 persen, Bali–Nusa Tenggara 7,8 persen, dan Kalimantan 7,3 persen.
Hasil survei menunjukkan tren yang mengkhawatirkan: 51 persen generasi muda merasa tidak puas dengan kepemimpinan gubernur di daerahnya. Hanya 32,70 persen yang menyatakan puas, dan 16,30 persen menyebut sangat puas.

Temuan MUDABICARA.ID ini menjadi sinyal penting bahwa generasi muda semakin kritis dalam menilai kepemimpinan daerah. Suara mereka kini tak bisa diabaikan, sebab anak muda adalah kelompok pemilih terbesar sekaligus motor penggerak opini publik di era digital.

Masuknya nama Bobby Nasutiob dalam daftar gubernur berkinerja buruk seharusnya menjadi alarm keras bagi Bobby. Dia dituntut untuk segera memperbaiki gaya kepemimpinan, memperkuat komunikasi publik, serta menghadirkan program nyata yang menyentuh kehidupan sehari-hari generasi muda.

Bukan tidak mungkin, jika tren buruk ini terus berlanjut, popularitas mereka akan anjlok lebih cepat daripada yang dibayangkan. Dan pada akhirnya, suara anak muda bisa menentukan masa depan karier politik mereka.(*)

Editor:
Aroen AR Jambak

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terpopuler