Medan, BBISiber.com
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia yang dipercaya pemerintah menjadi maskapai yang melayani pengangkutan jamaah haji Indonesia ke tanah suci ternyata tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan professional. Kinerja buruk Garuda Indonesia membuat kecewa jamaah haji Indonesia karena maskapai ini sering delay yang tidak tepat waktu sesuai jadwal yang mereka tetapkan sendiri.
Kinerja buruk itu terutama terjadi di embarkasi dan debarkasi MES (Bandara Kualanamu). “Bahkan hingga pemulangan haji saat ini, Garuda Indonesia sering delay. Terakhir penerbangan kloter 5 dan 6 Debarkasi MES terlambat sampai lebih kurang enam jam. Kloter 2 lebih aparah delay sampai 10 jam,” kata H. A Nuar Erde, Ketua DPW Ikatan Media Online-Indonesia (IMO) Provinsi Sumatera Utara yang konsisten rutin meliput pemberangkatan dan pemulangan jamah haji Sumatera Utara, Senin (01/07/2024) di Asrama Haji Pangkalan Masyhur Medan.
Menurutnya, berlarutnya keterlambatan pemulangan jamaah haji Indonesia debarkasi Medan saat ini menjadi keprihatinan banyak pihak terutama keluarga jamaah dan pihak Kemenag Sumut. Selalu saja, ada alasan yang diajukan pihak maskapai, mulai persoalan teknis slot landasan di Arab Saudi yang penuh dan maintenance (perawatan) hal teknis inilah yang menjadi alasan keterlambatan pesawat Garuda Indonesia tiba di Tanah Air.
Berubahnya jadwal kepulangan jamaah haji, tentu menjadi keprihatinan banyak pihak. Baik panitia PPIH, keluarga jamaah hingga para wartawan yang setia meliput kepulangan jamaah haji. “Terjadinya delay kepulangan jamaah haji Medan oleh pihak Garuda Indonesia, patut disesalkan. Hal ini membuktikan manajemen Garuda Indonesia lemah dan tidak adanya sinkronisasi informasi yang baik antara pihak maskapai dan Panitia PPIH Debarkasi Medan, akhirnya banyak pihak yang kecewa atas buruknya layanan maskapai Garuda Indonesia dan ini secara politis ekonomis bisa meruntuhkan kepercayaan publik atas layanan perusahaan penerbangan plat merah ini,”ujarnya lagi.
Menurut jurnalis senior ini, seharusnya Pemerintah Pusat (Menteri BUMN) melihat persoalan keterlambatan ini menjadi perioritas untuk diselesaikan dan dicarikan solusinya, mengingat pelaksanaan haji merupakan agenda nasional, maka seluruh pihak yang terlibat untuk turut secara bersama menyukseskan perhelatan akbar nasional ini.
“Jadi ironis, layanan haji dari pihak PPIH Medan yang sudah sangat baik ini, dirusak karena buruknya layanan transportasi pihak Maskapai Garuda, apalagi kita masih ingat pesan Presiden bahwa pelaksanaan haji tahun ini (2024) harus menjadi layanan terbaik di akhir periode jabatan Presiden Joko Widodo, baik layanan bagi jamaah haji maupun layanan transportasi haji harus integral, sehingga memberi kesan positif bagi jamaah haji itu sendiri, maupun masyarakat lainnya,”ujar pendiri media online www.penasumut.online ini.
Jadi, tegas wartawan senior ini, sangat layak jika layanan haji maskapai Garuda Indonesia 2024 menjadi catatan buruk di akhir jabatan Presiden menjadi keprihatinan banyak pihak. Bahkan Kementerian Agama pun sudah berulang kali menyatakan kekecewaan atas adanya delay pesawat Garuda dari dan ke Tanah Air dalam musim haji ini.
Publik tidak tahu hal apa yang menyebabkan terjadinya delay sehingga saat berangkat dan kembali ke Tanah Air kerap terjadi. Artinya manajemen Garuda Indonesia bahkan Pemerintah belum juga maksimal dan transparan dalam memberikan keterangan tentang delay itu. “Jadi sangat layak, kita beri gelar Garuda sebagai King of Delay Haji 2024,”ujarnya. (*)
Reporter:
Rizki Purnama
Editor:
Sisilia Pane