Catatan: Banghar Jambak
Cuaca pagi itu cukup cerah, udara pun segar meski sedikit hangat, maklum musim panas. Kami tiba di rutan kelas I Tanjung Gusta ketika petugas sedang apel pagi. Apel pagi itu langsung dipimpin Kepala Rutan Nimrot Sihotang.
Usai apel, lelaki yang berasal dari Samosir itu langsung membawa kami ke sebuah pojok di halaman rutan. Di sebuah saung sederhana sudah tersedia nasi soto ayam dan minuman hangat untuk sarapan pagi.
“Silahkan Bang, tentu abang belum sempat sarapan kan?” kata laki-laki muda berusia 40 tahun itu menyapa kami dengan ramah.
“Saya terpaksa meminta abang-abang datang pukul 08.00 wib pagi karena pukul 10.00 wib saya ada kegiatan yang sudah terjadwal. Kedatangan abang-abang adalah motivasi bagi kami untuk berbuat yang terbaik dalam rangka mrngabdi kepada negara,” kata Nimrot yang pagi itu mengenakan seragam khas rutan warna hitam.

Pagi itu sejumlah wartawan yang tergabung dalam Ikatan Media Online (IMO-Indonesia) Sumatera Utara berkunjung ke Rutan Kelas I Tanjung Gusta atas rekomendasi Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi Sumatera Utara Mhd. Jahari Sitepu, SH, MH. Kepada kami, Jahari meminta wartawan IMO meliput kegiatan warga binaan di Rutan Tanjung Gusta. “Di sana banyak program pembinaan yang positif yang banyak masyarakat tidak tahu. Saya berharap IMO memberitakan hal-hal yang terupdate dan tidak hoaks,” kata Jahari ketika kami menyambangi ruang kerjanya beberapa hari lalu.
Saat itu juga, Jahari mengontak Nimrot agar memberi izin wartawan pengurus DPW IMO Sumut meliput program-program pembinaan di Rutan Kelas I Tanjung Gusta. Singkat cerita, pagi itu kami (H. Anuar Erde- Penasumut.com, Harun Al Rasyid-BBISiber.com, Fajar Trihatya-Metroekspres.com, Jasril Husen-Bimnews.com, Ridwan Naibaho-Mediapamor.com, Rusli-Adaberita.com) sudah berada di Rutan Kelas I Tanjung Gusta.

Dalam bayangan kami, Nimrot adalah orang yang keras dan sangar layaknya sipir penjara yang selama ini kita kenal. Tapi ternyata tidak, dia terlihat lugu dan culun, ramah dan sangat familiar. Nimrot Sihotang, Am.D, IP, SH, MH baru satu setengah tahun menjabat Kepala Rutan Kelas I Tanjung Gusta. “Saya sangat faham tugas wartawan sangat penting dan peranannya sangat strategis. Saya berharap kita bisa terus berkolaborasi,” katanya memulai diskusi sambil menyantap nasi soto.
Menurut Nimrot, ada tiga pilar system pemasyarakatan yang diterapkannya dalam pembinaan warga binaan di rutan yaitu peran petugas, peran Masyarakat dan peran warga binaan itu sendiri. Ketiga pilar ini harus saling berkontribusi agar tujuan dari pembinaan warga binaan itu tercapai. Petugas harus menyadari bahwa peran dia adalah dalam rangka mewujudkan profesionalisme dan integritas sebagai abdi negara. Sementara warga binaan harus aktif dalam mengikuti program-program warga binaan sehingga begiti mereka selesai menjalani hukuman dia sudah berubah dan mempunyai karakter yang berbeda dengan sebelum dia menjalani hukuman.
“Yang paling penting adalah peran Masyarakat diantaranya abang-abang inilah. Banyak program-program yang harus melibatkan Masyarakat, seperti saat ini kita sedang mensinergiskan dengan program ketahanan pangan pemerintah sekaligus membantu Menteri Keuangan RI memaksimalkan Pendapatan Negara Bukan Pajak. Untuk itu kita mengajak warga binaan melakukan kegiatan-kegiatan produktif seperti pembudidayaan ayam kampung, bebek, ikan air tawar, ikan hias, burung, hidroponik, bonsai, dan aquaspace” kata Nimrot lagi.
Selain itu warga binaan Rutan Kelas I Tanjung Gusta itu juga memproduksi paving blok, meubel, kerajinan tangan, tas Wanita, dan sandal. Juga kegiatan jasa seperti doorsmer mobil dan sepeda motor, bengkel mobil dan sepeda motor, pengelsn, laundry, konveksi, barbershop, dan coffeshop. “Paving blok produksi warga binaan di sini sudah mendapat pesanan pihak Deninteldam I / Bukit Barisan. Mereka sudah pesan 1000 batang paving blok,“ terang Nimrot.
Untuk mendukung usaha-usaha itu warga binaan dan petugas rutan membentuk koperasi yang membiayai dan memodali semua usaha itu. “Bahkan warga binaan yang telah selesai menjalani hukuman dibantu permodalannya jika ingin membuka usaha. Kita mendapat bantuan csr dari Bank BRI,” kata Nimrot ketika ditanya soal permodalan untuk usaha-usaha warga binaan itu.
Usai menjelaskan program-program itu, Nimrot mengajak kami mengelilingi rutan melihat program-program pembinaan warga binaan Rutan Kelas I Tanjung Gusta. Peninjauan dimulai dari melihat lokasi doorsmer, coffee shop, workshop kerajinan tanga, konveksi, hidroponik dan lokasi pembudidayaan ikan, ayam dan lain-lain.

Tak terasa waktu bergulir terus, dan Nimrot mohon maaf dan minta izin untuk menghadiri acara lain. “Terima kasih abang-abang para senior saya atas kunjungannya ke Rutan Kelas I Tanjung Gusta. Abang-abang sekalian sudah menjadi saudara saya. Selanjutnya setiap ada perkembangan dan informasi akan kami sampaikan kepada abang-abang para wartawan,” kata Nimrot seraya pamit untuk melanjutkan aktifitasnya mengikuti acar yang lain.
Mendengar ucapannya itu Ketua DPW IMO-Indonesia Sumut, H. A Nuar Erde pun menjawabnya, “Sekali sudah menjadi saudara maka selamanya kita akan bersaudara. Terima kasih Pak Nimrot, sehat-sehat kita dan semoga sukses selalu,” tutup HA Nuar Erde sembari melepas keberangkatan beliau ke acara lain di luar Rutan Kelas I Tanjung Gusta.(*)