Medan, BBISiber. ~ Ratusan masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Aliansi Lembaga Sumatera Utara (KALAMSU) menggelar aksi tolak Calon Gubernur Titipan Istana di Lapangan Merdeka Medan, kegiatan tersebut di gelar bersamaan dengan kegiatan mingguan Car Free Day (CFD), (Minggu, 14/7/2024) .
Masyarakat Kota Medan menyambut baik dengan tema Aksi Sumut Bergerak ini, hal tersebut terlihat dari antusias masyarakat yang dengan suka rela terlibat dalam aksi tersebut. Gerakan ini digelar atas realitas politik yang sudah jauh dari nilai demokrasi.
“Aksi ini sebagai bentuk protes atas pelemahan semangat dan nilai demokrasi di negeri ini, yang dirongrong oleh kekuasaan yang rakus, tamak dan jauh dari nilai demokrasi. Bobolnya lembaga hukum, mengakibatkan demokrasi lumpuh, sakit dan mandul,” ujar Sandy Alva Sony, Ketua Umum Kalamsu.
Untuk itu lanjut tokoh muda Sumatera Utara ini, jangan biarkan proses demokrasi yang akan berlangsung di Sumatera Utara terhambat oleh ketamakan dan kekerasan atas nama kekuasaan, dan kehadiran Partai Politik saat ini mestinya menjadi solusi untuk menjaga demokrasi ekonomi bukan hadir sebagai beban demokrasi.
“Partai Politik sebagai instrumen pendidikan demokrasi bagi rakyat, semestinya memiliki idealisme dan komitmen atas tegaknya demokrasi sebagaimana diamanahkan para pejuang reformasi, namun pada kenyataannya, Partai Politik saat ini tidak lebih seperti kerbau yang di cucuk hidungnya, tanpa dapat menentukan sikap dan idealisme sebagai pilar demokrasi dan representasi rakyat, jika faktanya seperti ini, kondisi bagi bangsa dan republik ini semakin mendekati kehancuran, karena hilangnya idealisme dan spirit demokrasi,” ujar aktivis kritis ini tegas.
Dan dijelaskan Sandy, jika kondisi politik menjelang Pilkada serentak di Sumatera Utara masih mencerminkan bau nepotisme dan koncoisme yang kental, maka unsur mahasiswa dan pemuda Sumatera Utara, siap mendatangi Kantor dan Sekretariat Partai Politik yang ada di Sumatera Utara memberikan kesegaran atas matinya demokrasi.
“Jika kondisi ini dibiarkan, maka Partai Politik sudah membunuh spirit demokrasi dan cita-cita demokrasi, maka papan bunga dukacita dan spanduk kematian atas demokrasi akan kami kirimkan ke masing-masing kantor dan sekretariat Partai-partai politik yang ada di Sumatera Utara,” ujar Sandy serius.
“Bukan kita yang mau mencoba intervensi partai politik dalam bersikap, tetapi kelayakan dan rekam jejak kinerja juga harus menjadi pertimbangan awal untuk menentukan keputusan partai, bukan hanya karena takut jauh dari kekuasaan serta harus menutup mata terhadap jejak kegagalan titipan istana, kami juga berharap agar kamtibmas masyarakat sumut berjalan aman, tolong kiranya agar menjauhkan lembaga negara dari sikap politik istana, mengembalikan seluruh lembaga negara fokus untuk menjalankan tugas kewenangan dan fungsinya” terangnya.
“Kita bingung harus yakin dengan kinerja yang katanya bagus atau tidak, kalau memang terbukti penuh manfaat bagi masyarakat, tapi kok masih pakai kekuatan lain, masih mimpi rakyat lebih dari 2 juta jiwa saja sudah seperti itu perilakunya, konon nanti kalau sampai 14 juta jiwa lebih, gak akan aman kita” tutup Sandy.(tim)